Network
KABAR TASIKMALAYA - Ketua BWI (Badan Wakaf Indonesia) Kota Tasikmalaya Dr Acep Zoni mengaku tengah mengusulkan agar lembaga yang dipimpinnya menjadi nadzir alias pengelola harta benda wakaf. Hal itu ditempuh karena BWI yang semula hanya fokus untuk pengelolaan regulasi dan melakukan pembinaan para nadzir kini telah dapat mandat dari sejumlah pimpinan organisasi Islam dan ulama di kota santri untuk menjadi nadzir.
"Karena yang meminta para ulama dan para pimpinan ponpes, kami pun sedang memproses sertifikasi untuk jadi lembaga pengelola wakaf di BWI pusat. Karena hal itu diperbolehkan oleh aturan juga, " kata Acep Zoni. Malah untuk sekretariatnya, pihaknya sudah ada.
"Kita tinggal nunggu wawancara dari BWI pusat dan insaaloh tahun ini Surat Keputusan BWI jadi nadzir bisa diterima dan kita bisa segera action, " kata dia. Wakaf uang sendiri kata Acep bisa menjadi terobosan dalam mengatasi persoalan penggalangan dana abadi.
Adapun opsi yang bisa dikembangkan adalah membangun dana abadi yang dikembangkan secara produktif. Nah surflusnya yang akan disalurkan untuk membantu persoalan ummat mulai fasilitasi bangunan pesantren, SDM guru madrasah, warga miskin dan lainnya.
"Jadi wakaf uangnya tetap abadi, " ujar Acep yang Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) Unsil Tasik itu. Bila sudah mendapat SK, selain menguatkan literasi pihaknya juga akan bersinergi dengan institusi lain seperti Baznas maupun perbankan yang menerima wakaf uang dan institusi lain.
Sebelumnya dalam sosialisasi wakaf uang yang digelar BWI, sejumlah ulama dan ponpes termasuk Ketua MUI KH. Ate Musodik mendorong BWI untuk jadi lembaga pengelola wakaf uang. Kata KH. Ate, besarnya potensi wakaf uang perlu dioptimalkan dan dikelola profesional serta lembaga yang memiliki SDM mumpuni. ***
