Harga Beras di Tasikmalaya Terancam Naik Lagi Gegara Banyak Petani Gagal Panen Akibat Serangan Hama Wereng

- 7 Juni 2024, 06:00 WIB
Aktivitas penjualan beras di salah satu kios beras di Pasar Cikurubuk Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Aktivitas penjualan beras di salah satu kios beras di Pasar Cikurubuk Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR TASIKMALAYA - Harga beras di sejumlah pasar di Kota Tasikmalaya berpotensi kembali mengalami kenaikan. Banyaknya petani padi yang mengalami gagal panen akibat serangan hama wereng disinyalir akan berdampak terhadap menurunnya pasokan beras ke pasaran. Akibatnya, ketika pasokan beras menurun sementara permintaan tingg, harga beras diprediksi akan naik.

Ditambah lagi saat ini kebutuhan konsumen terhadap beras diprediksi akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya Idul Adha 1445 H. Apalagi walau sudah mengalami penurunan, harga beras di pasaran masih cukup tinggi atau belum kembali keharga normal.

Berdasarkan pantauan Kabar Priangan di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Kamis 6 Juni 2024, harga beras kualitas I (premium) masih dijual di Rp 14.000 per kilo gram, beras kualitas II (medium) Rp 13.500 per kilo gram dan beras kualitas III dijual Rp 13.000 per kilo gram.

Hj. Imas (43), salah seorang pemilik kios beras di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya mengatakan, potensi kenaikan harga beras bisa terjadi saat pasokan berkurang. Apalagi lagi kata dia, saat ini di Kota Tasikmalaya banyak lahan padi yang tidak bisa dipanen (gagal panen) akibat diserang hama wereng.

Baca Juga: Sehat dan Bergizi! Ini Cara Membuat Capcay Ala Solaria, Gurih dan Nikmat. Enak Dinikmati dengan Nasi Hangat

"Ya potensi naik ada, sekarang kan mau Idul Adha permintaan pasti naik. Ditambah lagi sekarang banyak petani gagal panen karena gangguan cuaca dan serangan hama," ujar Imas, Kamis (06/6/2024).

Imas mengaku, penjualan beras dari petani khususnya petani lokal berkurang karena masih banyak petani yang tidak menjual hasil panennya dengan alasan hasil panennya sedikit. "Ya banyak petani yang tidak menjual hasil panen dengan alasan untuk makan sehari-hari karena hasil panennya sedikit," ujar Imas.

Selain harga beras, jelang Idul Adha, sejumlah komoditas bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan. Untuk komoditas sayuran misalnya kenaikan terjadi pada harga bawang merah dan sayuran jenis cabai.

Baca Juga: Bali United Secara Resmi Melepas Eber Bessa dan Mohammed Rashid

Bawang merah yang asalnya Rp 35.000 naik menjadi Rp 40.000 per kilogram. Cabai kriting merah juga naik dari asalnya Rp 25.000 menjadi Rp 30.000 per kilogramnya. Bawang daun juga naik dari asalnya Rp 10.000 menjadi Rp 15.000 per kilogram. Kol (kubis) juga naik dari asalnya Rp 10.000 menjadi Rp 12.000 per kilogram.

"Sejak beberapa hari lalu harga sayuran dan bumbu mulai pada naik mulai bawang merah, kol dan cabai dan yang lainnya. Bawang merah sudah Rp 40.000 dari sebelumnya Rp 35.000," kata Surya (45) salah seorang pedagang sayuran di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya.

Bahkan kata Surya, kenaikan harga juga mulai terjadi untuk komoditas pasar lainnya seperti harga telur ayam yang kini sudah tembus di angka Rp 28.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga telur ayam Pasar Cikubuk hanya dijual Rp 26.000 per kilogram.

Baca Juga: Dikukuhkan Jadi Rektor, Dr.H.D.Yadi Heryadi, Ir, M.Sc Optimis Bawa Unper Tasik Go Internasional

Dampaknya ujar Surya, banyak konsumen yang mengaku keberatan dengan kenaikan harga. Mereka pun terpaksa mengurangi porsi pembelian. "Ya banyak konsumen yang mengeluh dan akhirnya mengurangi pembelian. Misalnya dari biasanya beli satu kilogram menjadi setengah kilogram saja," katanya.

Hal tersebut diakui Mila Karmila (38) warga Cieunteung Kota Tasikmalaya yang merasa keberatan dengan naiknya sejumlah bahan pokok. Sebagai pedagang warungan, Mila menyebut, dengan kenaikan bahan pokok hasil usahanya semakin minim.

"Ya susah juga sih, jika menaikan terus harga jual sayuran dan bumbu nanti tidak akan ada pembeli. Jika tidak ikut dinaikan harganya, tentu akan sangat merugi karena tidak sebanding dengan harga beli. Tar warung saya rugi terus," katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah