Destinasi Wisata Alam Gunung Puntang di Bandung, Memiliki Jejak Sejarah Kolonial Belanda

KABAR TASIKMALAYA - Gunung Puntang, terletak di daerah Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Lokasi ini memiliki area cukup luas dan mampu digunakan sebagai area berkemah atau camping, simak destinasi wisata alam Gunung Puntang di Bandung, memiliki jejak sejarah kolonial Belanda dalam artikel ini.

Bicara mengenai tempat wisata alam di Bandung, memang masih banyak menyimpan keindahan di beberapa tempat wisata serta keramahannya dan juga pusat kulinernya yang terkenal enak. Bandung juga terkenal dengan wisata alamnya yang indah, sejuk, nan asri dan salah satunya ada objek wisata Gunung Puntang.

Seperti namanya Gunung, wisata alam Gunung Puntang ini memiliki ketinggian 1.300 mdpl. Tak hanya itu saja, di area sekitar Gunung puntang terdapat puncak yang bernama Puncak Mega dengan ketinggian berada di 2.222 mdpl.

Bagi pengunjung yang terkesan dengan keindahan alamnya dan berniat akan datang, Anda akan menempuh jarak atau waktu sekitar 3-4 jam untuk menuju area Puncak Mega. Sementara itu, pengunjung juga harus melalui tanjakan yang dikenal dengan 'Tanjakan Cacing' dengan kemiringan 30-45 derajat.

Sebagai destinasi wisata alam yang menarik, Gunung Puntang menawarkan pengalaman yang memikat bagi pengunjung yang mencari kombinasi antara keindahan alam dan warisan sejarah. Perjalanan sejarah Gunung Puntang bermula dari masa kekuasaan Belanda di wilayah Hindia Belanda pada abad ke-18 dan ke-19.

Jejak peninggalan kolonial Belanda dapat terlihat di wisata alam Gunung Puntang, Bandung./Instagram/@ato99ohayou

Saat itu, Belanda membangun infrastruktur dan bangunan kolonial di kawasan Bandung, termasuk di sekitar Gunung Puntang. Jejak sejarah ini masih dapat ditemui dalam bentuk bangunan tua, jalan-jalan bersejarah, dan sisa-sisa rel kereta api yang melintasi daerah tersebut.

Bagi Anda yang akan mengunjungi wisata alam Gunung Puntang, pengunjung akan menemukan juga bangunan-bangunan kolonial Belanda yang masih bertahan sampai saat ini, seperti markas administratif atau bangunan lain yang dahulu digunakan untuk keperluan administrasi dan pemerintahan. Meskipun mungkin sudah mengalami kerusakan atau terbengkalai, keberadaan bangunan-bangunan ini tetap menjadi saksi bisu dari masa lalu yang kaya akan sejarah.

Baca Juga: Cara Menuju Tempat Wisata Alam Gunung Pangradinan Cikancung dari Arah Tasikmalaya dan Jakarta