Prakatas Dorong Pemkot Fasilitasi Perangkat Modern

8 Juni 2023, 18:35 WIB
Suasana pembukaan kegiatan pelatihan digital marketing. * /kabar-priangan/irman S

 

 


Prakatas Dorong Pemkot Fasilitasi Perangkat ModernKABAR TASIKMALAYA - Serbuan produk dari China dan persaingan dengan perajin Mojokerto telah berperan dalam meruntuhkan reputasi Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya sebagai salah satu sentra produk alas kaki di tanah air.

Geliat usaha kerajinan yang mengalami kejayaan medio tahun 80 hingga pertengahan tahun 90 an itu pun hingga kini masih stagnan. Mereka kalah bersaing dengan produk Mojokerto dan racikan dari negeri tirai bambu baik dari sisi harga, kenyamanan maupun inovasi bentuk dan lainnya.

Produk alas kaki Mojokerto Cina bisa bisa dijual murah dan kaya akan inovasi karena didukung perangkat pendukung yang modern mulai mesin untuk pengolahan kayu dan pembuatan matres hingga alat pemotong besi. Dengan proses produksi yang bisa mencapai ribuan pasang otomatis membuat ongkos produksi bisa ditekan. Sementara pendukung di Tasik masih menggunakan peralatan yang manual.

Baca Juga: DPRD Kota Tasik Bertekad Imbangi Masuknya Budaya Asing

Dengan begitu pangsa pasar produk alas kaki di wilayah Jawa Timur mulai kelimpungan dan banyak yang beralih ke perajin Mojokerto itu. "Para perajin sudah mengusulkan perangkat yang dibutuhkan itu ke pemkot Tasikmalaya tetapi baru direalisasikan alat yang sederhana," kata Ketua Paguyuban Perajin Alas Kaki Kota Tasikmalaya (Prakatas) H. Beben Jubaedi didampingi Sekretaris Prakatas Eva Sonalilah.

Hal itu dikatakan pada kegiatan pelatihan digital marketing, sistem Perizinan dan sistem pencatatan dan pembukuan yang digelar di workshop Alas Kaki Kecamatan Mangkubumi Rabu 7 Juni 2023.

Kegiatan itu yang diikutti 30 perajin di lingkungan Prakatas itu diinisiasi LPPM Institut Teknologi Bandung (ITB). Beben mengaku pada medio tahun 1980 sampai pertengahan tahun 90-an, ratusan perajin yang membuka industri kerajinan mengalami kejayaan.

 

Baca Juga: Pemahaman Terhadap Konsep Keadilan Restoratif Perlu Diperkuat

Puluhan masyarakat Kota Tasikmalaya pun menggantungkan jaminan dapur keluarganya dengan memproduksi sandal, sepatu hingga sandal kelom. Hanya sejak krisis moneter 1998, banyak industri mereka terkapar.

Kini kata Beben, jumlah perajin yang masih eksis tinggal tersisa sebanyak 580 unit dengan jumlah tenaga kerja bervariasi dari mulai 5 sampai 20 orang per unit. "Kami hanya berharap Pemkot bisa mendorong fasilitasi alat yang lebih baik untuk kebangkitan industri salah satu ikon kota Tasik itu, " kata dia.

Kepala Bidang Industri Disoperindag Kota Tasik Hj Sulastriningsih, S.IP memahami kendala yang dihadapi para perajin. "Hanya untuk sementara bantuan pemerintah berupa alat dan bangunan workshop ini bisa dimaksimalkan dulu, " kata dia. Koordinator kegiatan Ir. Maman Suryaman, M. T akan berusaha membangkitkan geliat usaha dari penguatan pemahaman pada sisi digital marketing, perizinan dan pencatatan pembukuan.

"Kolaborasi penguatan tiga faktor itu penting dalam menunjang usaha. Dengan sistem pencatatan misalnya ada semacam rumusan yang bisa jadi acuan tentang kapan menambah jumlah produksi, kapan menambah permodalan dan lainnya, " kata Maman.***

 

 

Editor: Irman Sukmana

Tags

Terkini

Terpopuler