Gencatan Senjata di Gaza, Kerumitan Pertukaran Sandera hingga Harapan Perpanjangan Jeda Kontak Senjata

- 27 November 2023, 15:32 WIB
Sisa markas besar parlemen Palestina yang dihancurkan oleh pasukan Israel di Kota Gaza foto diambil pada 25 November 2023/ Reuters/ Abed Sabah
Sisa markas besar parlemen Palestina yang dihancurkan oleh pasukan Israel di Kota Gaza foto diambil pada 25 November 2023/ Reuters/ Abed Sabah /

KABAR TASIKMALAYA - Mulai pukul 07.00 waktu setempat atau pukul 05:00 GMT pada hari Jumat, 24 November 2023, Gaza mendadak sepi dari ledakan bom dan rentetan senjata. Sebuah perubahan drastis setelah gempuran penjajah Israel tujuh minggu berturut-turut. Setelah satu jam jelang dimulainya gencatan senjata, pasukan Israel tampaknya memanfaatkan setiap menit untuk terus mengebom dan lawan-lawan Hamas membalas sebanyak mungkin.

Namun adalah sebuah kelegaan bagi setiap orang ketika kedua belah pihak berhenti menembak tepat pada saat aba-aba. Semua harapan adalah bahwa gencatan senjata akan berlangsung sebagaimana mestinya dan rencana-rencana yang akan dilakukan pada gencatan senjata 96 jam akan terlaksana.

Sebuah kendaraan lapis baja Israel kembali ke negaranya, membawa para tentara pulang untuk mendapatkan kesempatan singkat memulihkan diri. Mereka tidak ditembaki, sehingga para kru berani berdiri di atas palka yang terbuka dan membiarkan diri mereka duduk di badan baja kendaraan, berjemur di bawah sinar matahari pagi. Ini adalah sebuah rasa percaya bahwa gencatan senjata akan ditaati. 

Para pejuang Palestina juga keluar rumah. Banyak yang berganti pakaian menjadi pakaian sipil dan bergegas ke selatan untuk menemui anggota keluarga dan memeriksa siapa yang selamat dari pemboman yang intens dan penembakan tanpa pandang bulu yang berlangsung tujuh minggu tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, lembaga-lembaga bantuan juga tidak menyia-nyiakan waktu, truk-truk yang membawa pasokan melintasi pos pemeriksaan Rafah dari Mesir beberapa menit setelah ‘Jam Nol’ dimulainya gencatan senjata. Seratus truk menyeberang ke Jalur Gaza pada hari pertama, dan akan disusul oleh banyak truk bantuan lagi.

Pertukaran Sandera dan Tahanan yang Rumit

Ujian pertama yang sesungguhnya, pertukaran sandera dan tahanan yang dilaksanakan pada sore hari Jumat, 24 November 2023, antara 13 tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas dengan 39 orang Palestina yang dipenjara di Israel (24 wanita dan 15 remaja laki-laki), ujian ini berjalan dengan lancar.

Sensitifnya masalah sandera ini membuat kedua belah pihak memilih untuk tidak menangani hal ini. Pendekatan yang aman adalah melalui perantara atau jalur yang tidak langsung. Pertama-tama, Hamas menyerahkan 13 tawanan Israel kepada perwakilan Komite Internasional Palang Merah/Bulan Sabit Merah (ICRC), kemudian ICRC membawa mereka menyeberangi perbatasan menuju Mesir dengan konvoi kendaraan, dan menyerahkannya kepada pihak berwenang Mesir.

Kemudian Israel membebaskan 39 tahanan Palestina dengan prosedur yang jauh lebih sederhana (namun tetap tidak langsung). Para wanita dan remaja Palestina yang ditahan oleh Israel terlebih dahulu dipindahkan ke penjara Ofer Israel di Tepi Barat, dan pada waktu yang telah disepakati, gerbang dibuka, dan mereka dibebaskan kepada keluarga mereka yang telah menunggu. Para tahanan tersebut berkumpul bersama keluarga dan menuju Yerusalem Timur, di mana ribuan warga Palestina bergabung dalam perayaan sederhana atas kembalinya mereka ke kebebasan.

Halaman:

Editor: Utami Isharyani Putri

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x