Wisata Alam Gunung Pangradinan, Harus Dikelola Dengan Baik Supaya Tidak Ditinggalkan Pengunjung

16 Februari 2024, 18:54 WIB
Keindahan panorama di Gunung Pangradinan./ dok. pengunjung/ Iwan Purnawarman /

KABAR TASIKMALAYA - Seiring berjalannya waktu, dan semakin banyaknya yang mengetahui tempat wisata Gunung Pangradinan, baik dari sosmed atau dari mulut ke mulut maka banyak yang penasaran ingin mengunjunginya. Dan dari minggu ke minggu yang datang ke Gunung Pangradinan terus bertambah, membuat masyarakat sekitar diuntungkan dari segi ekonomi, tapi ada tanggung jawab yang harus dipikul, yaitu bagaimana pengunjung merasa aman dan nyaman.

Dalam minggu ini ke tempat Wisata Gunung Pangradinan sudah mulai ditertibkan, yaitu jalan yang melewati Desa Mekarlaksana, dan yang mengelola akses jalan tersebut oleh BUMDes Desa Mekarlaksana. Bagi pengunjung yang akan datang kesana melalui jalur Mekarlaksana sudah dikenakan tarif per orang Rp 25.000, dan yang membawa motor naik sampai ke puncak harus membayar lagi Rp 20.000.

Menurut ketua Karang Taruna Kecamatan Cikancung Agus Sofwan, tempat wisata Gunung Pangradinan ini berada di 2 wilayah desa yaitu Desa Cikancung dan Desa Mekarlaksana. Sementara Desa Cikancung belum menerapkan tarif, tapi memang untuk saat ini jalur yang paling mudah di akses menuju Gunung Pangradinan adalah lewat Desa Mekarlaksana. 

Pengunjung yang kemping di puncak Gunung Pangradinan dengan dihiasi lampu berlatar city light Bandung.* /Warga Cicalengka/Farhan

Baca Juga: Karang Taruna Kecamatan Cikancung Siap Bersihkan Sampah dan Amankan Pungli di Lokasi Gunung Pangradinan

“Sebenarnya kami dari karang taruna memberlakukan aturan untuk yang akan datang ke puncak Gunung Pangradinan tidak boleh membawa motor, sebab jika banyak motor naik ke daerah puncak jalan setapak akan rusak dan nantinya akan membuat tidak nyaman pengunjung yang berjalan kaki,” kata Agus.

Agus menambahkan, “Dari awal Februari 2024 kami Karang Taruna Kecamatan Cikancung sudah bergerak menertibkan daerah puncak, terutama soal kebersihan Gunung Pangradinan, anggota kami dijadwalkan untuk menyisir sampah yang ditinggalkan pengunjung, juga masalah keamanan,” ujarnya.

Menurut Agus, Jalur yang bisa dilalui pengunjung bisa juga dari jalur Cidegdeg, jalurnya lebih menantang dan bisa menikmati tempat wisata lainnya. Di Cidegdeg sendiri adalah tempat wisata yang biasa dikunjungi, bahkan di Cidegdeg ada fasilitas MCK, mushola, warung, dan saung untuk istirahat sambil memesan liwet.

Pengunjung yang kemping di puncak Gunung Pangradinan sedang menikmati alam dipagi harinya.* /Warga Cicalengka/Farhan

Baca Juga: Wisata Alam Gunung Pangradinan Cikancung Kabupaten Bandung, Mulai Viral Setelah Dikunjungi Fiersa Besari

Menyoal tarif yang diberlakukan pihak BUMDes Mekarlaksana, seorang pengunjung yang biasa pergi ke tempat wisata alam di Kabupaten Bandung, Dadan Sudrajat asal Banjaran, berkomentar., “Untuk tarif Rp 25.000 menurut saya kemahalan bagi tempat wisata baru viral, sebab di Taman Langit saja, yang sudah berjalan 3 tahun dengan fasilitasnya bagus, seperti MCK, tempat parkir, mushola dan akses ke puncak dengan jembatan kayunya, sampai sekarang masih memberlakukan tarif masuk Rp 15.000,” katanya.

“Sayang kalau kemahalan, nantinya pengunjung berkurang, bahkan ditinggalkan, sementara untuk menyiasati pendapatan sebenarnya bisa dilakukan dari hal lain, seperti tempat parkir, penginapan, MCK, camping, warung jajanan atau pengelola menyediakan alat-alat camping,” ujar Dadan menambahkan.

Anggota Karang Taruna Kecamatan Cikancung memungut sampah di lokasi Gunung Pangradinan.* /Dok.Karang Taruna Kac. Cikancung

Dalam hal ini ada kutipan yang diucapkan Fiersa Besari dalam video di channel youtube-nya, “Meskipun SDA-nya cantik berada dimanapun kalau SDM-nya kurang baik, akan berakhir buruk, tapi kalau SDA baik dibarengi SDM bagus, dalam hal apapun akan baik, bukan hanya untuk manusia saja tapi kembali ke alam juga harus baik,” imbuhnya.*

 

Editor: Utami Isharyani Putri

Tags

Terkini

Terpopuler