Dalam hal edukasi, ia mengaku tak setuju dengan pemaknaan pemilu sebagai pesta demokrasi, karena hal itu identik dengan hura-hura dan gelimang uang. "Makanya jangan heran kalau money politic selalu terjadi pada setiap pemilu," katanya.
Menurutnya, istilah yang tepat sebagai padanan pemilu yaitu hajat demokrasi, bukan pesta demokrasi. Karena "hajat" berarti kebutuhan bersama demokrasi sehingga para pihak yang terlibat akan dilandasi dengan tanggung jawab.
Ia juga berharap, dengan Kirab Pemilu ini bisa mendekatkan dan para peserta pemilu, bukan sebaliknya malah memisahkan.
"Kirab berasal dari Bahasa Arab, yang maknanya adalah 'pendekatan'. Oleh karena itu, dengan pemilu ini bisa mendekatkan konspigurasi partai politik, bukan memisahkan," harapnya.
Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr. Cheka Virgowansyah mengapresiasi kinerja para penyelenggara pemilu dari tingkat KPU hingga Badan Adhoc PPK dan PPS sehingga tahapan pemilu bisa terlaksana dengan lancar.
"Mudah-mudahan juga tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu kali ini di Kota Tasikmalaya bisa lebih meningkat. Pada pemilu sebelumnya tingkat partisipasi masyarakat pada pemilu di Kota Tasikmalaya termasuk tinggi secara nasional," katanya.***