Hama WBC Mulai Migrasi, Petani Diminta Tetap Waspada

- 2 Juli 2024, 17:40 WIB
Sejumlah petani di wilayah kersanagara melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida hayati.*
Sejumlah petani di wilayah kersanagara melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida hayati.* /Kabar Tasikmalaya/dok istimewa

KABAR TASIKMALAYA - Meski hama wereng batang coklat (WBC) sudah terkendali dan mulai migrasi dari wilayah Tasikmalaya, upaya pengendalian serangan hama lain tetap jadi perhatian petani maupun Petugas Penyuluh Lapangan yang tergabung dalam Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani) Kota Tasikmalaya.

Sebab hama lain seperti belalang tetap berpotensi mengurangi hasil panen bila tidak diantisipasi sejak awal. petugas POPT BPP Cibereum Fahmi Abdurohman dan Ny Nuraeni membenarkan bila hama WBC sudah sejak beberapa Minggu lalu mulai migrasi ke wilayah Bandung dan Garut.

"Namun upaya pengendalian serangan hama lain termasuk belalang harus tetap dilakukan dan petani diminta tetap waspada terhadap ancaman hama lain termasuk hama tikus dan belalang," kata Fahmi Abdurohman dan Ny Nuraeni usai menggelar penyemprotan dengan pestisida hayati di areal lahan padi milik kelompok Jaya Makmur 1 Kersanagara kecamatan Cibereum Kota Tasikmalaya Selasa 2 Juli 2024.

Baca Juga: Ada yang Tahu Oyong? Sayuran Unik Kaya Manfaat untuk Kesehatan Jantung, Simak Kandungan Nutrisinya Disini!

Penyemprotan dengan pestisida hayati dianjurkan karena dinilai lebih efisien dan juga tak kalah ampuh dari pestisida kimia. Adapun bahan baku untuk pembuatan pestisida hayati terdiri dari daun buah sirsak, daun pepaya, tembakau dan bawang putih.

"Daun buah sirsak dan pepaya dirajang untuk kemudian direndam dengan air panas kemudian didiamkan selama satu malam sebelum digabung dengan air rebusan bawang putih dan tembakau lalu dicampur perekat dari bahan sabut cuci sebelum disemprotkan ke tanaman yang jadi sasaran," ujar Fahmi.

Apalagi perkebunan tembakau kini mulai banyak dibudidayakan. Sehingga daun yang tidak terpakai bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pestisida hayati. Kalaupun tak ada, opsi mengganti tembakau bisa diganti puntung rokok kretek.

Baca Juga: Bangun Museum Koperasi Bisa dari CSR, Berapa Nilai CSR 2021 Hingga 2023 Masuk ke Pemkot Tasikmalaya?

Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kota Tasikmalaya Asep Ridwan SP didampingi PPL BPP Cibereum Ir.Toto Suhartono menambahkan bahwa kearifan lokal dalam untuk mengantisipasi hama merupakan pilihan bijak.

Halaman:

Editor: Irman Sukmana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah