Baca Juga: Musisi Panji Sakti Pukau Mahasiswa dan Dosen Unsil
Beberapa puisi yang ada dalam buku “Mungkin Puisi” kemudian dikupas oleh Muhammad Nur Jabir, penulis buku Perempuan Perspektif Tasawuf, penerjemah kitab Matsnawi Maknawi Maulana Rumi serta 40 Kaidah Cinta yang ditulis oleh Shams Tabriz.
Direktur Rumi Institute ini mengatakan bahwa dirinya sempat merasa kaget saat diminta untuk membedah buku “Mungkin Puisi”, karena dirinya bukan sastrawan. Ia kemudian mengatakan bahwa ia menyukai buku itu mulai dari judulnya.
Kata ‘mungkin puisi’ itu adalah sebuah paradoks, mungkin puisi, mungkin juga bukan puisi. Mungkin fana, mungkin cahaya, mungkin ketenggelaman, mungkin keharuan, dan mungkin-mungkin lainnya yang mengingatkan akan Tuhan.
“Saya selalu menyebut Mas Panji seperti sufi darwish, seorang sufi dengan pakaian seperti ini, rock and roll. Sufi darwis adalah sufi yang tidak pernah memakai jubah, dia seperti orang biasa.” tuturnya.
Salah satu puisi yang dikupas secara suluk oleh Muhammad Nur Jabir adalah puisi berjudul ‘Aku Saja’:
di dalam dirimu ada nama-nama
cuman Aku yang bisa manggilnya
di luar dirimu makin banyak pula