cuman Aku yang bisa merintahnya
dan dari semua nama
cuman satu yang diseru:
nama-Ku
Dalam puisi tersebut, papar Jabir, merupakan penyatuan antara objek dengan subjek dalam pembahasan Ibnu Arabi. Di puisi ini semua ditulis dengan huruf kecil termasuk huruf depan, hanya kata Aku yang merepresentasikan Allah yang menggunakan huruf besar.
Sedangkan kata ‘di dalam dirimu ada nama-nama’ dan ‘di luar dirimu makin banyak pula (nama-nama)’ mengingatkan akan Asmaul Husna. Sadar atau tidak, nama-nama Allah itu menjelma dalam diri manusia. Manusia bernapas dengan Rahman Rahim, manusia bisa memberi karena ada Al-Ghafur, dan seterusnya. Nama-nama Allah itu bekerja terus-menerus dalam diri tanpa kita menyadarinya. Puisi berjudul ‘Aku Saja’, sesungguhnya mengingatkan manusia bahwa tanpa adanya Allah, manusia tidak bisa apa-apa. Demikian papar Muhammad Nur Jabir.
Acara yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini ditutup oleh MC dengan kalimat yang indah, “Hidup itu diapit dengan semua yang mungkin. Semua yang mungkin, hanya satu yang pasti: ‘Laa ilaaha illallaah’”.
Buku “Mungkin Puisi” karya Panji Sakti telah tersedia di toko buku online seperti Mizan Store, Shopee, Pastel Books, serta toko buku offline Gramedia.***