Ibu-ibu Menjerit, Harga Bawang Merah Melonjak di Pasar Tradisional Priangan Timur Termasuk Tasikmalaya

24 April 2024, 19:29 WIB
Ilustrasi. Bawang merah di pasar tradisional./ unsplash/ Muhammad Abdul Majid /

KABAR TASIKMALAYA – Harga komoditas bawang merah di Tasikmalaya terus tinggi tembus  Rp80 ribu per kilogram. Kenaikan ini dikeluhkan para konsumen, tak terkecuali para ibu dan pedagang makanan. Tak hanya di Pasar Cikurubuk, harga ini dialami sejumlah pasar tradisional di wilayah Priangan Timur 

Salah seorang konsumen Pasar Cikurubuk mengatakan bahwa biasanya usai Lebaran harga bawang merah menurun di angka Rp40 ribu namun dirinya kaget karena kali ini harga bawang merah sekarang ini di pasaran telah menembus angka Rp80 ribu perkilogram. 

Tingginya harga bawang merah membuat konsumen mengurangi jumlah pembelian dari 1-2 kg menjadi hanya 1/4 kg

Sementara menurut pedagang bawang merah di Pasar Cikurubuk, kenaikan harga bawang merah adalah karena bawang merah dipasok dari luar daerah dengan stok terbatas padahal permintaan meningkat.

Baca Juga: Asep Saefulloh Resmi Pimpin Kadin Periode Masa Sisa Jabatan Periode 2021-2026

Terkait melonjaknya harga bawang merah, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan kenaikan harga bawang merah terjadi akibat periode libur lebaran hingga membuat pasokan ke pasaran menipis.

Menurutnya, para pedagang yang tidak berjualan pada masa libur lebaran serta aktivitas petani yang terbatas saat lebaran merupakan biang kerok pasokan bawang merah menipis sehingga harga meroket. 

Namun dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin, 22 April 2024, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menyebut penyebab kenaikan harga bawang merah adalah gagal panen akibat curah hujan tinggi.

Baca Juga: Update Jalur Garut-Tasikmalaya yang Tertutup Longsor

Ketut mengatakan banjir di wilayah sentra bawang merah sepanjang Pantai Utara (Pantura) seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati, telah menyebabkan hambatan produksi.

Tercatat banjir sepanjang Maret 2024, menyebabkan 2.500 hektare dari 7.500 hektare lahan yang terdampak banjir terkena puso atau gagal panen. 

Selain banjir, Ketut juga menyebut bahwa penyebab lain kenaikan harga bawang merah adalah keterbatasan tenaga kerja dan hambatan distribusi barang ke pasar

"Kenaikan harga memang disebabkan beberapa hal, di samping hujan, keterbatasan tenaga kerja perogol [ibu-ibu] dan sebagainya, ini sedang kita mitigasi," kata Ketut dalam rapat pengendalian inflasi daerah secara virtual, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin kemarin, 22 April 2024.

Baca Juga: Jelang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2024, Ade Sugianto - Asep Sopari Akan Berpasangan? Begini Kata Pengamat

Pada kesempatan itu, ia juga menyebutkan bahwa saat ini harga bawang merah di tingkat produsen berada di level Rp33.000 per kilogram. Menurutnya, harga tersebut baru mengalami kenaikan setelah sempat anjlok selama beberapa bulan di awal tahun 2024. 

Ia memaparkan bahwa harga bawang merah di petani pada Januari hingga Maret 2024 anjlok di bawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah di tingkat produsen sebesar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.***

 

Editor: Utami Isharyani Putri

Tags

Terkini

Terpopuler