Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Tembus Angka 120 kasus. Upaya Fogging Kurang Efektif  

- 22 Februari 2024, 07:42 WIB
Walau disebut kurang efektif, pemberantasan nyamuk penyebab DBD dengan cara pengasapan masih terus dilakukan masyarakat di Kota Tasikmalaya.*
Walau disebut kurang efektif, pemberantasan nyamuk penyebab DBD dengan cara pengasapan masih terus dilakukan masyarakat di Kota Tasikmalaya.* /kabar priangan/Asp MS/

 

KABAR TASIKMALAYA - Musim hujan, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sejak Januari 2024 hingga Februari 2024, telah terjadi 120 kasus DBD yang beberapa diantaranya harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) masih terjadi seiring musim penghujan dimana banyak terjadi genangan air yang berpotensi kemunculan sarang nyamuk.

"Benar dari data yang ada, kasus DDB di Kota Tasikmalaya sejak awal Bulan Januari hingga Februari ini telah mencapai 120 kasus dan beberapa orang pasiennya harus menjalani perawatan," ujar Asep.

Namun demikian lanjut Asep, dari 120 kasus DBD yang terjadi, tidak ada laporan adanya kasud DBD meninggal dunia. "Alhamdulillah tidak ada laporan kasus meningal dunia," katanya.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Terima Pengaduan Dugaan Malapraktek

Akan tetapi lanjut Asep, jangan anggap enteng DBD karena serangan penyakit DBD dapat mematikan. "Banyak kasus pasien tidak tertolong. Sampai saat ini-pun masih terdapat 6 orang pasien yang harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan," katanya.

Dikatakan Asep, atas peningkatan kasus DBD yang terjadi saat ini masyarakat diminta agar tetap waspada dan terus meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar rumah, termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin.

Serangan kasus DBD di Kota Tasik sejak pergantian musim el-nino ke musim hujan kata Asep, angka peningkatannya lebih tinggi dibandingkan waktu yang sama tahun sebelumnya. Hal itu diakibatkan, masih banyak masyarakat yang abai dalam pola hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama dalam menjaga lingkungan.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah