"Namun kalau masyarakat Kabupaten tidak berkenan ke Pak Ade Sugianto tentu tidak akan memilih dan itu sebagai hukuman. Pilkada itu sebagai penghargaan atau hukuman," tegasnya.
Asep M Tamam berpendapat, dengan memilih kader Gerindra sebagai pasangan Ade Sugianto, hal tersebut setidaknya akan mencairkan kebutuhan politik di Kabupaten Tasikmalaya.
"Kalau misalkan Pak Ade Sugianto memilih Kang Asep Sopari setidaknya kader Gerindra akan mampu mencairkan kepentingan dan kebutuhan Kabupaten Tasikmalaya di tingkat pusat," tegasnya.
Dia menilai bila Ade Sugianto dan Asep Sopari menjadi paket, pasangan tersebut sangat ideal. Artinya, sangat cukup menyimpan dan memberi banyak pesan untuk kompromi politik positif.
Baca Juga: Mooryati Soedibyo Pendiri Mustika Ratu dan Yayasan Putri Indonesia meninggal pada usia 96 tahun
"Dalam politik kan bisa saja terjadi, dikarenakan ada kesan Kabupaten Tasikmalaya itu PDI Perjuangan, maka program-program pusat jangan diturunkan, karena saat ini kekuasaan pusat kedepan ada di Partai Gerindra," ucapnya.
Asep menambahkan, Ade Sugianto - Asep Sopari merupakan pasangan dahsyat, tentu akan mengurangi kerja keras dibanding menyandingkan kembali antara PDI Perjuangan dan PPP yang pastinya akan ada hambatan psikologis serta komunikasi di tatanan pusat.
"Pesan kompromi politik tidak boleh dibawa ke bawah maksudnya pasca Pilpres tak harus sampai ke Pilkada, dan bila tersalurkan dan dapat restu dari DPP PDI Perjuangan maupun Gerindra, pasangan Ade Sugianto - Asep Sopari akan menjadi dahsyat," pungkasnya.***