Ibu-ibu Menjerit, Harga Bawang Merah Melonjak di Pasar Tradisional Priangan Timur Termasuk Tasikmalaya

- 24 April 2024, 19:29 WIB
Ilustrasi. Bawang merah di pasar tradisional./ unsplash/ Muhammad Abdul Majid
Ilustrasi. Bawang merah di pasar tradisional./ unsplash/ Muhammad Abdul Majid /

Ketut mengatakan banjir di wilayah sentra bawang merah sepanjang Pantai Utara (Pantura) seperti Brebes, Cirebon, Kendal, Demak, Grobogan, dan Pati, telah menyebabkan hambatan produksi.

Tercatat banjir sepanjang Maret 2024, menyebabkan 2.500 hektare dari 7.500 hektare lahan yang terdampak banjir terkena puso atau gagal panen. 

Selain banjir, Ketut juga menyebut bahwa penyebab lain kenaikan harga bawang merah adalah keterbatasan tenaga kerja dan hambatan distribusi barang ke pasar

"Kenaikan harga memang disebabkan beberapa hal, di samping hujan, keterbatasan tenaga kerja perogol [ibu-ibu] dan sebagainya, ini sedang kita mitigasi," kata Ketut dalam rapat pengendalian inflasi daerah secara virtual, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin kemarin, 22 April 2024.

Baca Juga: Jelang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2024, Ade Sugianto - Asep Sopari Akan Berpasangan? Begini Kata Pengamat

Pada kesempatan itu, ia juga menyebutkan bahwa saat ini harga bawang merah di tingkat produsen berada di level Rp33.000 per kilogram. Menurutnya, harga tersebut baru mengalami kenaikan setelah sempat anjlok selama beberapa bulan di awal tahun 2024. 

Ia memaparkan bahwa harga bawang merah di petani pada Januari hingga Maret 2024 anjlok di bawah harga acuan yang ditetapkan pemerintah di tingkat produsen sebesar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.***

 

Halaman:

Editor: Utami Isharyani Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah