KABAR TASIKMALAYA - Serangan hama wereng batang coklat (WBC) telah membuat banyak petani padi, termasuk di kota Tasikmalaya kelimpungan. Rata-rata mereka kurang menyadari akan serangan hama yang sempat dinyatakan wabah mediio tahun 80-an tersebut.
Banyak petani yang mengira hama yang menyerang tersebut adalah hama penggerek batang, blas alias hama merah. Ternyata hama yang menyerang adalah WBC yang melakukan serangan secara masif.
"Karena petani sepertinya terlena dan tak mengira bahwa hama itu adalah WBC.Mereka kurang mengetahui ciri-ciri hama tersebut, sehingga terlambat melakukan antisipasi," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Agus Sahroni .
Baca Juga: Cara Membuat Asem-asem Iga Sapi dengan Mudah. Menu Idul Adha untuk 25 Porsi
Menurut dia, serangan wereng batang coklat (WBC) yang terjadi sekarang ini memang sporadis meski para penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan (POPT) sering turun ke lapangan membantu petani.
Akan tetapi, petani terlena tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dari para penyuluh meski lahan mereka dalam kondisinya waspada. Akibatnya, , serangan wereng batang coklat (WBC) semakin tak terkendali dan membuat banyak tanaman padi banyak yang gagal panen.
Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kota Tasikmalaya Asep Ridwan SP didampingi PPL BPP Cibereum Ir.Toto Suhartono dan petugas POPT BPP Cibereum Fahmi Abdurohman dan Ny Nuraeni tak menampik jika serangan WBC memang sangat masif terjadi.
Baca Juga: Wisata Puncak Pelita Tasikmalaya, Pengunjung Dapat Berfoto Sepuasnya di Atas Perbukitan
"Kita sejak pertengahan bulan April telah mendeteksi dan bergerak melakukan penyuluhan serta edukasi untuk mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam mensiasati kemungkinan munculnya hama yang setiap saat menyerang," kata Asep usai menggelar rapat "Reboan" dengan sejumlah petani di Kecamatan Tamansari Rabu 12 Juni 2024.
Editor: Irman Sukmana