Atasi Hama Wereng Batang Coklat, Perhiptani Sarankan Atasi dengan Tanaman Refugia

- 12 Juni 2024, 17:31 WIB
Ketua DPD Perhiptani Kota Tasikmalaya yang juga Koordinator BPP Cibereum Asep Ridwan saat menggelar pertemuan Reboan dengan sejumlah petani.*
Ketua DPD Perhiptani Kota Tasikmalaya yang juga Koordinator BPP Cibereum Asep Ridwan saat menggelar pertemuan Reboan dengan sejumlah petani.* /Kabar Tasikmalaya/dok istimewa

KABAR TASIKMALAYA - Serangan hama wereng batang coklat (WBC) telah membuat banyak petani padi, termasuk di kota Tasikmalaya  kelimpungan. Rata-rata mereka kurang menyadari akan serangan hama yang sempat dinyatakan wabah mediio tahun 80-an tersebut.

Banyak petani yang mengira hama yang menyerang tersebut adalah hama  penggerek batang, blas alias hama merah. Ternyata hama yang menyerang adalah WBC yang melakukan serangan secara masif.

"Karena petani sepertinya  terlena dan tak mengira bahwa hama itu adalah WBC.Mereka kurang mengetahui ciri-ciri hama tersebut, sehingga terlambat melakukan antisipasi," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Agus Sahroni .

Baca Juga: Cara Membuat Asem-asem Iga Sapi dengan Mudah. Menu Idul Adha untuk 25 Porsi

Menurut dia, serangan wereng batang coklat (WBC) yang terjadi sekarang ini memang sporadis meski para penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan (POPT) sering turun ke lapangan membantu petani.

Akan tetapi, petani terlena tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dari para penyuluh meski lahan mereka dalam kondisinya waspada. Akibatnya, , serangan wereng batang coklat (WBC) semakin tak terkendali dan membuat banyak tanaman  padi banyak yang gagal panen.

Ketua Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Kota Tasikmalaya  Asep Ridwan SP didampingi PPL BPP Cibereum Ir.Toto Suhartono dan petugas POPT BPP Cibereum Fahmi Abdurohman dan Ny Nuraeni tak menampik jika serangan WBC memang sangat masif terjadi.

Baca Juga: Wisata Puncak Pelita Tasikmalaya, Pengunjung Dapat Berfoto Sepuasnya di Atas Perbukitan

"Kita sejak pertengahan bulan April telah mendeteksi dan bergerak melakukan penyuluhan serta edukasi untuk mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam mensiasati kemungkinan munculnya hama yang setiap saat menyerang," kata Asep usai menggelar rapat "Reboan" dengan sejumlah petani di Kecamatan Tamansari Rabu 12 Juni 2024.

Pihaknya juga sering menggelar  gerakan pengendalian (Gerdal), penyemprotan dan lainnya. Hanya sifatnya stimulan. Untuk meminimalisasi serangan yang lebih luas, Asep mengingatkan agar petani rajin melakukan pengamatan tanaman padi yang ditanamnya guna mendeteksi kemungkinan adanya hama serta melakukan pola penanaman serentak dalam satu hamparan.

Ketua DPD Perhiptani Kota Tasikmalaya yang juga Koordinator BPP Cibereum Asep Ridwan bersama Ir. Toto Suhartono.*   
Ketua DPD Perhiptani Kota Tasikmalaya yang juga Koordinator BPP Cibereum Asep Ridwan bersama Ir. Toto Suhartono.*   Ketua DPD Perhiptani Kota Tasikmalaya yang juga Koordinator BPP Cibereum Asep Ridwan bersama Ir. Toto Suhartono.*  

"Selain itu, kami meminta agar petani melakukan pengolahan lahan secara sempurna serta selalu memperhatikan kelembaban lahan padi. Artinya pengairan bisa diatur atau berselang. Karena hama WBC cenderung lebih suka yang tingkat kelembaban tinggi," kata Farhan menambahkan.

Baca Juga: Wajib Dicoba! Cara Membuat Tahu Labu Kuah Santan Ala Tri Pujis Youtuber Masakan, Bikin Sehat Loh

Dia juga menyarankan agar petani menghiasi pematang sawahnya dengan tanaman hias. "Tanaman yang disebut refugia ini mempunyai manfaat yang berfungsi sebagai tanaman yang bisa mengendalikan serangan OPT secara alami. Tanaman ini bisa menarik minat serangga pemakan hama tanaman, lalu menjadi habitat dan sumber pakan bagi predator alami hama WBC," kata dia.***

 

 

 

Editor: Irman Sukmana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah