Syiar Ramadhan: Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Makna Shaum  

- 22 Maret 2024, 06:00 WIB
Syiar Ramadhan: Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Makna Shaum
Syiar Ramadhan: Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Makna Shaum /desain grafis: Arief Annoer Falah/

 

KABAR TASIKMALAYA - Tamu agung, spesial dan istimewa itu telah datang. Marhaban Ya Ramadhan 1445 H. Selamat datang Syahru al-Mubarok, bulan keberkahan. Bulan yang jiyaadatul khair. Ramadhan yang penuh dengan tambahan kebaikan. Nilai ibadah dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara ‘pintu neraka ditutup’.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Rasul saw. bersabda, "Bila Ramadhan telah datang, maka dibukakan pintu surga, dikunci pintu neraka, dan dibelenggu semua setan."

Dalam riwayat yang sama, Rasul saw. bersabda,"Bila Ramadhan telah datang, maka dibukakan pintu rahmat, dikunci neraka jahanam, dan dirantai semua setan." Itu artinya bahwa di bulan Ramadhan kesempatan untuk meraih pahala dan menjauhi dosa sangat terbuka lebar dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya.

Maka wajar Ramadhan selalu dinanti-nanti kedatangannya, rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya. Akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya, namun tidak dapat mengambil sesuatu yang bermanfaat dari keberkahan yang ada di dalamnya.

Baca Juga: Syiar Ramadhan: Menuju Kesempurnaan Ibadah Puasa

Kekhususan lain pada bulan Ramadhan adalah ada satu perintah dari Allah Swt., yaitu ibadah shaum, yang diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriyah di akhir bulan Syaban. Firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu shaum sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu." (Al-Baqarah: 183-184).

Menurut Sulaeman An-Nuri dan Ali Abbas Al-Maliki, dalam kitab Ibanatul Ahkam Jilid 2 (1993: 367), shaum secara bahasa berarti imsak (menahan). Adapun menurut syara, shaum adalah menahannya seorang mukallaf dari nafsu perut dan kemaluan sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Jika shaum yang kita laksanakan tidak mampu menahan diri dari nafsu duniawi dan batiniah, maka akan berakhir dengan kegagalan, gagal dalam memenuhi harapan takwa seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah