Selanjutnya kata Aziz, setelah selesai penghitungan suara dan didokumentasikan dalam Plano Tipe C.PPWP (kertas rekap penghitungan suara calon pasangan presiden dan wakil presiden), selanjutnya anggota KPPS yang bertugas sebagai operator aplikasi Sirekap melakukan scanning (foto dokumen) hasil dari Plano Tipe C.PPWP.
"Ketika masuk pada lembaran ke-2, maka didapatkan jumlah angka pada aplikasi Sirekap yang tidak sesuai dengan dokumen Plano C.PPWP, dan itu cukup mengagetkan kami semua," ujar Aziz.
Dia kemudian merinci, berdasarkan data pleno CPWP, perolehan jumlah suara pasangan capres 01 di tempatnya berjumlah 134 suara, pasangan 02 berjumlah 65 suara dan pasangan 03 berjumlah enam suara.
Ketika dilakukan scaner melalui Sirekap, lanjut Aziz, data yang muncul ternyata berbeda, yatu perolehan suara 01 menjadi hanya 1 suara, pasangan 02 berjumlah 551 dan suara pasangan no 3 berjumlah 111.
"Kami tentu kaget dengan tampilan yang ada di aplikasi Sirekap tersebut, sehingga secara spontan mengutarakan keanehan data yang tertera pada apikasi tersebut. Jadi itu karena kaget itu kami spontan menguratakan kejadian tersebut," tegasnya.
Apalagi kata Aziz, pada kejadian tersebut ada salah seorang warga yang meminta KPPS menjelaskan ulang sambil merekam percakapan Ketua KPPS.
Baca Juga: Rute Perjalanan Menuju Wisata Alam Gunung Puntang di Bandung dari Arah Tasikmalaya dan Ciamis
Selanjutnya ujar dia, salah seorang dari anggota KPPS menghubungi pihak PPK tentang kekacauan data jumlah tersebut, dan mendapatkan instruksi dari pihak PPK untuk tidak menggunakan dulu aplikasi dikarenakan aplikasi sedang ada gangguan, tetapi berfokus pada proses penghitungan suara.
"Jadi kami lakukan sesuai intruksi dari PPK untuk fokus pada proses penghitungan suara. Sama sekali kami tidak mencurigai akan terjadi peristiwa itu. Namun sore harinya saya sebagai ketua KPPS mendapatkan chat dari beberapa rekan yang memberitahukan bahwa telah beredar video konten tentang paparan ketua KPPS 014 dimaksud," terang Aziz