Khutbah Jumat: Senjata Paling Ampuh Hanyalah Doa

7 Juni 2024, 08:00 WIB
Khutbah Jumat: Senjata Paling ampuh adalah Berdoa /Pixabay/

KABAR TASIKMALAYA - Bukti tentang kebenaran dan peranan doa di kalangan orang-orang yang beriman dalam mengatasi musibah, problema dan ujian hidup seperti yang dialami oleh kelompok Ashabul Kahfi tempo dulu, mereka menjadikan doa sebagai senjata  paling mujarab, sekaligus senjata yang paling ampuh ketika ditimpa bencana, musibah dan penghianatan, serta ulahnya mereka orang-orang yang sesat dan dzalim terhadap kelompok ashabul kahfi.

Perhatikan firman Allah dalam Al Quran surat Al-Mu`minun ayat 60 yang artinya : “Serulah Aku! Akan kukabulkan doamu,“ kemudian surat Al-A`raf ayat 55 yang artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan kerendahan hati dan suara perlahan”.

Para Nabi dan Rasul, serta orang-orang yang saleh berdoa itu merupakan benteng kehidupan, mereka memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan do`a sewaktu menghadapi musibah, keadaan gawat dan banyak ditimpa bencana, demikian pula pada saat mencari dan memohon ampunan Allah SWT, atau untuk menggapai cita-cita yang diinginkan oleh manusia. Sebagai contoh; dalam suatu riwayat Nabi Ibrahim As, bapak dari para nabi telah mengajukan doanya kepada Allah SWT: “Ya Tuhan berilah aku (putera) yang saleh” (QS. Ash-shafat : 100).

Permohonan Nabi Ibrahim itu langsung dikabulkan oleh Allah SWT. Ibrahim diberi putera yang saleh dan sehat, seperti dijelaskan dalam ayat berikutnya: “Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang seorang anak laki-laki yang penyantun” (QS.Ash-shafat : 101). Kemudian Ibrahim dan puteranya Ismail ketika mendirikan ka`bah, mereka mempersembahkan doanya kepada Allah, dan Allah mengabulkan doa keduanya, sehingga kemudian Ibrahim dan Ismail  senantiasa memanjatkan doa yang diperuntukkan bagi keturunannya.

Baca Juga: Doa Membuka Pintu Pagi Hari yang Diajarkan Rasulullah untuk Datangkan Rezeki dan Berkah

Do`a tersebut sebagaimana diabadikan dalam Al Quran yang artinya: “...Tuhan Kami! Terimalah (amali) dari kami. Sungguh Kaulah yang Maha Mendengar yang Maha berpengetahuan. Tuhan kami! Jadikanlah kami orang yang tunduk kepada-Mu, tunjukilah kami tempat-tempat kebaktian. Dan terimalah taubat kami. Sungguh Kaulah yang Maha Penerima taubat, yang Maha Penyayang” (QS. Al-Baqarah : 127-128).

Demikian pula yang dilakukan oleh Nabi Ya`qub dalam kisahnya tidak ditemukan cara lain dalam memohon perlindungan kepada Allah SWT selain melalui doa, dengan doanya Nabi Ya`qub memohon agar puteranya Yusuf terhindar dan diselamatkan dari pengkhianatan saudara-saudaranya, seperti diisyaratkan dalam firman Allah yang artinya: “….Maka sebaiknya aku bersabar. Hanya kepada Allah aku memohon pertolongan terhadap apa yang kamu lukiskan” (QS. Yusuf :18).

Kemudian Yusuf berdoa kepada Allah ketika menghadapi tipu daya syetan dan bujuk rayu permaisuri yang mengancam Yusuf akan dijebloskan ke dalam penjara jika tidak mau menuruti rayuannya. Namun Yusuf dengan tabah memohon perlindungan kepada Allah SWT agar terhindar dari godaan-godaan yang tengah dihadapinya, seraya memanjatkan doa kehadirat Tuhannya: “…..Yusuf berkata : Tuhanku! Penjara lebih kusukai dari apa yang mereka minta aku melakukannya” (QS. Yusuf : 33).

Selanjutnya Nabi Nuh As sewaktu merasa putus asa ketika mengajak kaumnya agar mereka mengikuti ajaran agama dari Allah, namun mereka tetap membangkang. Maka Nuh segera menghadap kekadirat Allah melalui doa agar bumi ini dibebaskan dari penghuni orang-orang kafir, do`anya itu adalah: 

Baca Juga: Dzikir Pagi dan Petang Lengkap dengan Latin, dan Terjemahnya

“Tuhanku! Janganlah biarkan orang kafir seorangpun tinggal di bumi. Sungguh, jika Kau biarkan mereka, akan disesatkannya hamba-hamba-Mu. Dan mereka akan melahirkan (hanya) orang yang (nantinya menjadi) jahat dan ingkar semata” (QS. Nuh : 26-27).

Nabi Yunus As, sewaktu beliau ditelan ikan sehingga berada didalam perut ikan yang gelap gulita bagaikan didalam kubur; ketika itu ia tidak  ada harapan lain untuk menolongnya kecuali berdoa kepada Allah dengan menyatakan kemahasucian Allah SWT:

“……Tiada Tuhan selain Kau. Maha suci Engkau. Aku sungguh orang yang dzalim” (QS. Al-Anbiya : 87). Didalam kegelapan perut ikan Nabi Yunus tak henti-hentinya bertasbih kepada Allah, dan sekiranya bukan lantaran bertasbih yang dipersembahkannya, niscaya ia berada didalam perut ikan sampai hari kebangkitan. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang artinya: “Sekiranya ia tak tergolong orang yang bertasbih memuji Tuhan, tentulah ia tetap dalam perut ikan sampai hari kebangkitan (QS. Ash-Shafat : 143-144).

Dari peristiwa yang dialami oleh para nabi dan rasul seperti diuraikan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa para Nabi Allah dan Rasul-Nya adalah makhluk Allah yang suci dari noda dan dosa. Mereka menjadikan doa sebagai obat paling mujarab sekaligus senjata paling ampuh dan jalan yang ditempuhnya. Bagi mereka doa bagaikan kapal yang membawanya ke daratan yang bebas dari becana dan  badai kesulitan serta gelombang problema kehidupan.

Baca Juga: Sehat dan Bergizi! Ini Cara Membuat Capcay Ala Solaria, Gurih dan Nikmat. Enak Dinikmati dengan Nasi Hangat

Kita sebagai umat yang beriman, wajib mengikuti cara mereka, karena mereka adalah panutan utama bagi setiap insan, sehingga kemudian setiap orang yang beriman harus banyak berdoa, memohon perlindungan dengan Asma Allah, menyandarkan pertolongan hanya kepada-Nya dengan hati yang khusyu`, air mata  berlinang dan jiwa yang suci. Bukan dengan cara-cara yang salah, dan menyimpang; menyandarkan pertolongan kepada manusia, kepada dukun atau  tabib, kepada batu nisan, kepada gunung dan lain sebagainya.

Pepatah Arab mengatakan : “Laa tas aluna banii Adama haajatan, fasalil ladzii abwaabahu laa tuhjabu. Allahu yaghdhabu in tarokta suaaluhu, wa bani Adaama yaghdhabu in su aluhu” Artinya : Janganlah kau meminta kepada manusia atas segala kebutuhan, mintalah kepada Allah yang pintunya tak pernah tertutup. Allah akan murka bagi mereka yang tak pernah minta, sedangkan manusia akan marah bagi orang yang seringkali meminta kepadanya.

Ya Allah ! Ya Tuhan Kami ! Hindarkanlah kami, bangsa kami, negeri kami dari segala malapetaka, musibah dan bencana, dari segala kebingungan duniawi, sempurnakanlah bagi kami nikmat kesejukan, ketenangan, kedamaian dan ketentraman hidup kami, karena sesungguhnya hanya Engkaulah yang Maha Pemberi Segalanya.***

Oleh : H. E. Mahpuddin Noor (Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler