Syiar Ramadhan:  Hikmah Dibalik Nuzulul Quran

- 2 April 2024, 07:00 WIB
Syiar Ramadhan:  Hikmah Dibalik Nuzulul Quran
Syiar Ramadhan: Hikmah Dibalik Nuzulul Quran /desain grafis: Arief Annoer Falah/

KABAR TASIKMALAYA - Merupakan sebuah tradisi yang sudah memasyarakat di kalangan umat Islam bahwa di setiap tanggal 17 bulan Ramadhan seringkali melakukan peringatan Nuzulul Quran yang digelar di Masjid-masjid dengan berbagai kegiatan ceramah tentang seputar hikmah dibalik Nuzulul Quran.

Kegiatan semacam itu dimaksudkan untuk mengingatkan kembali kepada umat Islam, agar senantiasa mengimani serta  meyakini  kebenaran Al Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat kelak. Al Quranul-Karim sebagai kitab suci Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui malikat Jibril.

Tidak hanya untuk dikagumi dari segi balaghah sasteranya yang luar biasa indahnya, ataupun dibaca serta dilagukan dalam tilawahnya dan didengarkan dengan hidmat, melainkan harus  dihayati nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya.

Firman Allah dalam alquran yang artinya : “Bulan Ramadhan, yaitu bulan yang  didalamnya diturunkan  (permulaan)  Al Quran sebagai petunjuk  bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda  (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa diatara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,” (QS. Al-Baqarah : 185).

Baca Juga: Syiar Ramadhan: Super Mega Bonus Illahiyah di Sepuluh Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Kitab suci Al Quran yang kita baca, seakan “berbicara terhadap kita”, dan  memang Al Quran berbicara, mengungkapkan segala yang haq kepada yang membaca dan kepada kita semua, kepada umat manusia seluruhnya, karena alquran sebagai rahmatan lil-`aalamiin.

Al Quran bukan pula pusaka mati peninggalan Nabi Muhammad saw. yang hanya dipelihara dan disimpan baik-baik di setiap rumah, sehingga kemudian rasulullah saw mewanti-wanti berpesan, bahwa kita umat Islam tidaklah akan tersesat selama-lamanya, manakala kita berpegang teguh pada dua pusaka yang ditinggalkan beliau, yaitu Al Quran dan As-Sunnah. 

Makna berpegang teguh harus diartikan memahami, menghayati dan mengamalkan isi kandungan Al Quran serta Hadits, berikut contoh-contoh perbuatan beliau uswatun- hasanah yang diwariskan kepada ummatnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Beruntun di Tol Purbaleunyi KM 146. Mobil Tumpang Tindih. Lihat Video Reelsnya

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x