Saudi: Sebagian Besar Korban Meninggal pada Musim Haji 2024 Tak Kantongi Visa Haji

- 21 Juni 2024, 08:00 WIB
Lautan jemaah haji dari penjuru dunia yang tengah melaksanakan tawaf ifadah maupun tawaf wada, memadati pelataran Ka'bah, Masjidil Haram, Mekah, Kamis, 20 Juni 2024 dini hari./ PR/  Eri Mulyani
Lautan jemaah haji dari penjuru dunia yang tengah melaksanakan tawaf ifadah maupun tawaf wada, memadati pelataran Ka'bah, Masjidil Haram, Mekah, Kamis, 20 Juni 2024 dini hari./ PR/ Eri Mulyani /

KABAR TASIKMALAYA - Otoritas Arab Saudi menyatakan bahwa diketahui sebagian besar individu yang dilaporkan meninggal dunia dalam musim haji tahun 2024 yang bertepatan dengan 1445 Hijriyah ini bukanlah bagian dari jamaah haji yang datang menggunakan visa haji.

Lebih lanjut, Kementerian Media Arab Saudi  mengemukakan bahwa individu tersebut tercatat telah berada di Arab Saudi beberapa bulan sebelum musim haji datang dan mereka menggunakan visa kunjungan atau wisata biasa.

“Individu tersebut menetap di Makkah hingga musim haji tiba dan melaksanakan ibadah haji tanpa izin yang tepat,” ucap Kementerian Media Arab Saudi dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Kamis, 20 Juni 2024.

Baca Juga: Cheka Virgowansyah Naik Haji, Wali Kota Tasikmalaya Dijabat oleh Plh Asep Sukmana

Hal ini juga diakui oleh Kementerian Luar Negeri Yordania yang menyatakan bahwa semua warga Yordania yang meninggal atau hilang ketika berhaji bukan merupakan bagian dari jamaah haji resmi negaranya.

Otoritas Saudi juga menyatakan bahwa Kementerian Luar Negeri Tunisia telah mengeluarkan konfirmasi bahwa sebagian besar warganya yang meninggal saat menjalani haji mengantongi visa kunjungan, wisata, atau umrah dan sudah berada di Arab Saudi beberapa bulan sebelumnya.

Resiko yang Dihadapi Jika Berhaji Tanpa Menggunakan Visa Haji

Pada musim haji 1445 Hijriah ini, cuaca di Arab Saudi sangat panas dengan kenaikan suhu yang signifikan, di Makkah tercatat suhu dapat menyentuh angka hingga 45 derajat celsius.

Namun, karena individu tersebut tidak mengantongi visa haji maka jamaah tersebut tidak mendapat layanan akomodasi, makanan, transportasi dan layanan kesehatan yang dapat membantu mereka dalam berhaji dan mencegah dampak bahaya akibat cuaca panas ekstrim.

“Mereka pun rentan terhadap risiko kelelahan akibat panas, paparan sinar matahari, dan berjalan jauh di jalan kasar dan tidak beraspal yang memang bukan untuk digunakan pejalan kaki,” Tutur perwakilan dari otoritas tersebut.

Halaman:

Editor: Utami Isharyani Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah