Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya ini, dirinya tidak pernah tidak siap ketika diminta. Namun, di Kota santri ini multi komplek problemnya.
"Itu tadi kita tidak pernah tidak siap ketika itu diminta, tapi tolong juga catat Kota Tasikmalaya ini multi komplek problemnya, kita butuh pemimpin yang bisa mengaransemen aneka perbedaan yang ada," jelasnya.
Dia melanjutkan, kenapa butuh pemimpin yang bisa mengaransemen aneka perbedaan, dikarenakan seperti hal kalau bermain musik harus konsen dan enak didengarnya.
"Pimpinan kedepan harus yang betul-betul bisa memperbaiki aneka keadaan di Kota Tasikmalaya, kan banyak orang memberikan julukan sebagai Kota santri, tapi ternyata di balik nama itu banyak beberapa pekerjaan rumah dan ini bukan lagi fenomena tapi udah menjadi problema," tuturnya.***