KABAR TASIKMALAYA - Kreativitas anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menjadi peserta didik di SLB Negeri Tamansari Kota Tasikmalaya dalam memproduksi telur asin semakin hari makin menunjukan hasil cukup menggembirakan. Memang total produksi yang dihasilkan belum cukup banyak yakni 3.000 butir telur dalam sebulan.
Dengan harga jual Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per butir, potensi usaha itu untuk jadi sandaran hidup mereka kelak boleh jadi alternatif usaha yang cukup lumayan menjanjikan.
Hanya yang paling penting, sekitar 25 orang peserta didik yang terlibat itu sudah cukup terampil dalam memproduksi mulai membersihkan telur dengan mesin hampelas, mengolah komposisi penyedap, pengukusan hingga pengepakan telur siap jual.
Guru SLBN Tamansari Ny. Iyan Yulianti dan Arin Juliana Apandi, mengaku bersyukur karena harapan mereka dalam memberi bekal keterampilan bagi para peserta didik ABK mulai bervariasi.
Baca Juga: Puluhan ABK Antusias Meretas Mimpi dan Masa Depan dari Usaha Pertanian
Malah dengan jejaring para pengelola SLB dan orang tua peserta didik yang ada, buah karya mereka selalu ludes dibeli konsumen dari berbagai daerah, baik dari wilayah di Priangan Timur hingga Bandung.
"Permintaan Alhamdulillah cukup bagus. Tetapi saat kemarau, kami kesulitan untuk memperoleh telur bebek, karena para peternak bebek yang selama ini jadi penyuplai bahan baku beralih mencari kawasan sawah yang basah," kata Ny.Iyan dihubungi Kabar Priangan belum lama ini.
Dalam tahap awal, para peserta didik dengan latar belakang tunarungu, autis, tunagrahita hingga MDVI netra kesulitan untuk mengikuti arahan. Tak jarang telur yang tengah dihampelas pecah, dilempar dan lainnya.
Baca Juga: Operator Alat Berat Tertimbun Pasir Gara-gara Longsor di Lokasi Galian C Desa Sukarasa Garut