Namun seiring waktu berjalan, mereka tumbuh menjadi calon pekerja yang penuh semangat dan telaten. "Malah dengan belajar produksi telur asin, mereka tumbuh jadi pribadi yang hati-hati dan terbiasa gotong royong," katanya.
Malah, kata Arin, peserta yang tergolong hiperaktif, terdorong untuk turut membantu pekerjaan temannya yang sedikit lambat karena pengelola memberlakukan waktu kegiatan tertentu dan baru bisa pulang jika semua pekerjaan semuanya beres.
Jadi selain keterampilan membuat buket bunga, kerajinan kayu, pihaknya juga terus berinovasi dalam menambah jenis kreatifitas ABK, termasuk produksi telur asin itu.
Disaat daya serap dunia kerja untuk ABK minim, maka keterampilan seperti ini penting dalam menopang kemandirian mereka di masa depan. "Ya mudah-mudahan bisa membantu dan menginspirasi orang tua yang memiliki anak ABK," kata dia.***