Bullying dalam Pandangan Islam di Mata Dosen STIABI Condong, Dr. H. Dadang Yudhistira, S.H., M.Pd.

- 30 September 2023, 06:37 WIB
kolase foto ilustrasi bullying dan foto Dadang Yudhistira
kolase foto ilustrasi bullying dan foto Dadang Yudhistira /

KABAR TASIKMALAYA - Akhir-akhir ini, dunia pendidikan sedang dirundung keprihatinan. Bukan hanya karena mutu pendidikan kita yang masih rendah, tetapi karena potret buram pendidikan yang ditandai maraknya bullying atau perundungan yang terjadi di dunia pendidikan.

Peristiwa bullying pelajar di salah satu SMP di Cimanggu Jawa Tengah yang viral dan banyak mendapat perhatian berbagai pihak, boleh jadi hanya fenomena gunung es di lautan. Artinya, kasus-kasus bullying yang tidak tampak dan tidak sempat viral mungkin jumlah dan kualitasnya lebih banyak dari pada yang tampak dan viral di media sosial.

Pertanyaannya, mengapa perundungan atau bullying masih terus berlangsung? Apakah ini bentuk kegagalan pendidikan yang lebih mengutamakan penguasaan IPTEK daripada imtaq dan akhlak?

Apakah akibat fondasi keluarga yang sudah tidak kokoh dalam menanamkan nilai-nilai, akhlak atau perilaku? Semua pihak pasti memiliki pemikiran, pendapat dan pandangan yang berbeda.

Baca Juga: Foto Diduga Aksi Perundungan Kembali Viral di Medsos, Benarkah di Kota Tasik?

Yang harus dicatat, bahwa bullying di kalangan remaja dan pelajar khususnya bukan hanya tugas dan tanggung jawab guru dan sekolah. Hal ini karena akar masalah anak sekolah berperilaku tercela seperti melakukan bullying terhadap orang lain, bukan hanya akibat sistem kegiatan pembelajaran dan pola pengelolaan pendidikan di sekolah.

Banyak faktor yang menyebabkan anak melakukan bullying, diantaranya juga adalah pola keteladanan dan pendidikan di keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Jadi, bukan hanya tanggung jawab guru dan sekolah.

Orangtua dan keluarga menjadi pemegang saham utama dalam membentuk karakter anak, sehingga terhindar dari perilaku tercela seperti bullying. Demikian pula dengan masyarakat lingkungan tempat anak memiliki waktu yang lebih lama untuk bergaul.

Warna pergaulan anak di masyarakat akan sangat menentukan perilaku dan akhlak anak di sekolah. Tantangan terbesar faktor lingkungan saat ini adalah teknologi informasi internet atau media sosial yang jika tanpa filter, anak akan mencontoh perilaku tercela seperti bullying, mempengaruhi fikirannya, membentuk jiwanya dan akhirnya melakukan perbuatan tercela seperti yang dilihatnya.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah